www.bangsanews.id – Baru-baru ini, di Batam, sebuah peristiwa penting terkait lingkungan hidup terjadi. BP Batam dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Sei Jang Duriangkang resmi menandatangani nota kesepahaman (MoU) untuk melaksanakan rehabilitasi hutan dan lahan di kawasan Hutan Lindung Duriangkang yang seluas 10 hektar.
Acara ini berlangsung di Gedung Mall Pelayanan Publik Batam Centre dan dihadiri oleh sejumlah pejabat penting. Kegiatan tersebut menunjukkan komitmen kedua lembaga untuk menjaga keberlanjutan ekosistem lokal dan meningkatkan kualitas air di daerah tersebut.
Penandatanganan MoU ini merupakan langkah strategis yang diambil oleh BP Batam, dalam hal ini melalui Badan Usaha SPAM, Fasilitas, dan Lingkungan. Tujuannya adalah untuk menjaga dan memelihara hutan lindung demi menjaga kualitas air baku di Waduk Duriangkang.
Waduk ini memiliki volume 101,2 juta m³ dan berkapasitas 3000 liter per detik. Seiring bertambahnya kebutuhan air bersih bagi masyarakat Batam, penting untuk memastikan kondisi lingkungan di sekitarnya terjaga dengan baik.
Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, menekankan bahwa MoU ini adalah terobosan dalam meningkatkan layanan air bersih bagi masyarakat. Kolaborasi dengan berbagai instansi menjadi kunci utama dalam menjaga kualitas air yang baik.
Amsakar mengenang bahwa Batam tidak memiliki sungai yang mengalir sepanjang tahun, sehingga waduk sangat bergantung pada curah hujan yang ada. Oleh karena itu, penting untuk menjaga daerah tangkapan air (DTA) agar tetap mampu menyuplai air berkualitas.
Pentingnya Kolaborasi dalam Pengelolaan Sumber Daya Air
Kerja sama antara BP Batam dan BPDAS Sei Jang Duriangkang ini menjadi contoh bagaimana kolaborasi dapat membawa manfaat bagi lingkungan. Setiap lembaga memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing yang jika digabungkan bisa menghasilkan dampak positif.
Hadjad Widagdo, Kepala Pusat Pelayanan Terpadu Satu Pintu BP Batam, mengungkapkan bahwa pihaknya terus berupaya menjaga DTA di sekitar waduk. Musim hujan dan curah hujan yang tidak menentu menambah tantangan dalam pengelolaan sumber daya air.
Pengelolaan yang baik dapat mencegah terjadinya erosi dan sedimentasi yang dapat mengganggu kualitas air di waduk. Oleh karena itu, langkah rehabilitasi hutan sangat diperlukan untuk mendukung keberlangsungan ekosistem.
Langkah ini tidak hanya bertujuan untuk melindungi sumber daya air, tetapi juga untuk mendukung keanekaragaman hayati serta meningkatkan kualitas lingkungan secara keseluruhan. Dalam jangka panjang, ini akan membawa manfaat bagi masyarakat lokal.
Selain itu, pemantauan dan evaluasi berkala juga menjadi bagian dari strategi pengelolaan yang efektif. Kerjasama yang berjalan lancar akan mempermudah identifikasi masalah dan solusi yang diperlukan.
Tantangan dalam Menjaga Kualitas Lingkungan di Batam
Batam dikenal dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat, tetapi pertumbuhan ini sering kali menghadapi tantangan dalam hal menjaga lingkungan. Dengan semakin banyaknya industri dan populasi, kebutuhan akan air bersih semakin meningkat.
Salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya sumber air yang dapat diandalkan sepanjang tahun. Tanpa sungai yang mengalir terus-menerus, waduk menjadi sumber utama untuk memenuhi kebutuhan air di wilayah tersebut.
Kondisi ini membuat daerah tangkapan air menjadi semakin vital untuk kelangsungan hidup masyarakat. Oleh karena itu, tindakan rehabilitasi hutan di sekitar Waduk Duriangkang menjadi sangat penting.
Dalam sambutannya, Hadjad Widagdo menekankan bahwa kualitas hutan di sekitar DTA harus dijaga. Semakin baik kualitas hutan, semakin baik juga kualitas air yang dapat disuplai ke masyarakat.
Selain itu, adanya risiko erosi dan sedimentasi dapat menyebabkan permasalahan yang lebih besar jika tidak ditangani dengan segera. Upaya kolaboratif ini diharapkan dapat meminimalisir risiko tersebut.
Masa Depan yang Berkelanjutan Melalui Komitmen Bersama
Melalui penandatanganan MoU, kedua pihak berharap untuk menciptakan masa depan yang lebih berkelanjutan. Komitmen untuk menjaga hutan dan kualitas air merupakan langkah awal menuju pemeliharaan lingkungan yang lebih baik.
Kepala BPDAS Sei Jang Duriangkang, Haris Sofyan Hendriyanto, menyampaikan harapannya bahwa sinergi ini akan memberikan dampak positif bagi semua pihak. Semua stakeholder diharapkan dapat berkontribusi dalam menjaga kelestarian hutan di Batam.
Kerja sama ini tidak hanya terbatas pada pengelolaan sumber daya air, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya lingkungan di kalangan masyarakat. Keterlibatan masyarakat menjadi kunci dalam mencapai tujuan tersebut.
Pendidikan tentang lingkungan perlu ditingkatkan agar masyarakat menyadari peran mereka dalam menjaga ekosistem. Hal ini penting agar semua pihak berkontribusi dalam menjaga lingkungan bersama-sama.
Dengan strategi dan kolaborasi yang kuat, Batam dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam hal pengelolaan lingkungan yang baik. Komitmen bersama akan membawa hasil yang diharapkan dalam jangka panjang.
