www.bangsanews.id – Kisah perjalanan spiritual Hendy dari Sumedang menuju Mekah adalah contoh nyata dari tekad dan keyakinan. Dengan modal nekat dan uang seadanya, ia berani mengubah mimpinya menjadi kenyataan dan membuktikan bahwa impian bisa dicapai meskipun penuh rintangan.
Berawal dari sebuah mimpi yang menginspirasinya, Hendy bertekad untuk melaksanakan perjalanan bersejarah ini dengan berjalan kaki. Keputusannya untuk meninggalkan pekerjaan dalam perusahaan perakitan mobil menjadi langkah awal dari perjalanan panjang yang penuh tantangan.
Bersama temannya Dani, Hendy memulai perjalanan dari Cikarang pada tanggal 12 November 2025. Dengan niat tulus dan keberanian, mereka merekam setiap langkahnya di platform media sosial, meski awalnya hanya mendapat sedikit dukungan dari penonton.
Kendala dan Dukungan di Perjalanan Awal
Pada hari-hari awal, tidak sedikit cibiran dan kritik yang mereka terima. Namun Hendy menegaskan bahwa niat baik mereka untuk menjalani perjalanan ini lebih penting daripada komentar negatif. Meski uang yang dimiliki cepat habis, mereka tidak putus asa dan terus melanjutkan langkah.
Dalam perjalanan yang melelahkan, Hendy bahkan harus berpuasa karena kehabisan uang. Namun, berkat kebaikan seorang warga Cilegon, mereka mendapat makanan, yang menjadi pendukung mental bagi mereka untuk terus melangkah.
Kondisi tempat tinggal yang tidak nyaman, seperti tidur di emperan toko atau kolong jembatan, menjadi beragam pengalaman. Saat melihat betapa laparnya mereka, seseorang yang baik hati memaksa mereka untuk menerima makanan, meski saat itu mereka merasa malu.
Kepulangan dan Persiapan Menuju Mekah
Kebangkitan semangat muncul saat mereka mulai mendapat perhatian positif dari masyarakat. Di Cilegon, warga dengan antusias menyambut kedatangan mereka dan memberikan dukungan yang semangat. Hal ini menjadikan perjalanan terasa lebih bermakna dan menguatkan langkah mereka.
Setibanya di Pelabuhan Lampung, Hendy menyadari bahwa mereka membutuhkan paspor untuk keluar dari Indonesia. Dengan bantuan masyarakat dan dukungan moral, mereka mengumpulkan sumbangan untuk mencetak dokumen penting tersebut.
Setelah mendapatkan paspor, perjalanan Doi Jon kembali menanjak. Berkat bertemu dengan tokoh publik lokal, perhatian terhadap mereka semakin luas, dan dukungan mengalir tanpa henti dari para penggemar dan masyarakat.
Pelancongan di Kemanapun, Dukungan Berlanjut
Perjalanan ke Sumatera Selatan dan Jambi juga tidak kalah luar biasa. Setiap kali mereka melewati wilayah baru, warga menyambut mereka bak pahlawan, dengan tawaran makan dan tempat tinggal. Penyambutan hangat ini membuat perjalanan terasa lebih menyenangkan.
Ketika mencapai Kuala Tungkal, acara pelepasan oleh pejabat lokal menunjukkan betapa antusiasnya masyarakat terhadap perjalanan mereka. Tangis haru dan bangga menyertai kepergian mereka, menjadi momen berkesan yang tak terlupakan.
Setiba di Batam, suasana tidak kalah meriah. Dari pelabuhan, mereka disambut dengan hangat, dan para warga berulang kali menunjukkan salib tangan menyambut kehadiran dua pemuda berani ini. Momen itu menjadi simbol dukungan yang tak terhingga.
Dari Singapura Menuju Malaysia dan Thailand
Setelah mengeksplorasi Batam, perjalanan berlanjut ke Singapura. Di sana, Hendy disambut oleh warga yang telah mengenal kisahnya melalui media sosial. Dua hari di Singapura memberi mereka kesempatan untuk beristirahat dan mempersiapkan diri sebelum melanjutkan ke Malaysia.
Sambutan hangat di Malaysia melebihi harapan. Ribuan orang menanti kedatangan mereka dan memberikan makan, tempat tinggal, serta kebaikan lainnya. Ini menjadikan perjalanan Hendy menjadi pahlawan di mata masyarakat.
Namun, rintangan baru datang saat mereka memasuki Thailand. Sambil mencari masjid dan makanan halal, mereka harus menghadapi tantangan psikologis saat berpisah karena perbedaan pendapat. Meski begitu, masing-masing berkomitmen untuk melanjutkan perjalanan ke Mekah berdasarkan jalurnya sendiri.
Hendy memilih melewati India, Pakistan, dan Uni Emirat Arab, sedangkan Dani mengambil jalur langsung ke Pakistan. Walau situasi memisahkan, mereka tetap terhubung dengan pengikut yang setia mendukung mereka.
Di India, Hendy dihadapkan dengan suhu panas ekstrem. Bahkan ketika keluar dari medan pertempuran di Kashmir, ia menemukan jalan menuju keselamatan berkat bantuan pihak berwenang setempat. Momen ini Oscar sangat mendebarkan, mengingat situasi genting yang harus dihadapinya di daerah rawan konflik ini.
Akhir Perjalanan: Sampai di Mekah
Setelah berbagai tantangan dan rintangan, Hendy akhirnya mencapai Uni Emirat Arab dan disambut hangat oleh warga Indonesia di Dubai. Bersama sahabatnya, mereka meninggalkan semua kesulitan dan melanjutkan perjalanan ke Arab Saudi.
Di Abu Dhabi, Hendy dimanjakan dengan fasilitas menginap dan layanan terbaik. Perjalanan mereka dipenuhi dengan kenangan berharga, seperti makan di restoran mewah hingga berkeliling dengan kapal. Semua ini memberi Hendy semangat menjelang akhir perjalanan yang sudah dinantinya.
Akhirnya, pada tanggal 3 Agustus 2025, Hendy dan Dani tiba di bukit Jabal Khadamah. Air mata bahagia mengalir saat menyadari betapa jauh mereka telah berjuang untuk mencapai tanah suci. Menginjakkan kaki di Mekah, Hendy menunaikan umrah, menggenapi mimpinya yang tertunda.
Selama tiga bulan ke depan, Hendy berencana menjelajahi Mekah dan Madinah, disambut orang-orang baik yang akan membantunya sepanjang perjalanan. Dengan penuh rasa syukur dan kesadaran akan perjalanan yang telah dilalui, Hendy telah membuktikan bahwa keajaiban selalu bisa terjadi jika ada niat baik di hati.